Senin, 02 Maret 2015

Karena: Di Situlah Letak Kemuliaannya

Kenapa Penghafal Al-Qur'an diberikan kemuliaan yang luar biasa oleh Allah? Kenapa sampai dikatakan dalam sebuah hadits qudsi, penghafal Al-Qur'an adalah keluarga Allah dan yang mendapatkan kekhususan disisiNya?

Kira-kira kenapa?

"Menghafal al-qur'an itu begini ya. Dipegang kepala,  buntutnya lepas. Dipegang buntutnya,  kepalanya lepas. Dipegang tengahnya, kepala dan buntutnya meronta-ronta." kataku pada partner setoran hafalan qur'anku.

Karena:  di situlah letak kemuliaannya…

Sambil mengatakan hal tersebut sambil aku teringat perkataan seorang ustadz hafizh qur'an yang hafalannya sudah sangat mutqin:
"Di situlah letak kemuliaannya. Karena tidak mudah,  tapi terus berusaha,  pantang menyerah, sudah menangis-nangis,  tapi tidak kapok-kapok untuk mengumpulkan lagi hafalan yang mudah terlepas dari ingatan itu.. Unta kabur yang dicari lagi dan terus-menerus diikat lagi,  kabur lagi diikat lagi,  terus saja begitu.. Lama-lama juga terikat kuat,  asal kita sudah terbiasa. Tidak berhenti. Lanjutkan terus. Sesulit apapun jalan di depan nantinya.
Karena:  di situlah letak kemuliaannya…

Kemuliaan sebesar itu,  apa mungkin jalannya semulus yang kita kira? Tidak. Butuh sekali kemampuan mengendalikan hawa nafsu yang sukanya menghindari yang sulit-sulit,  cari gampangnya saja. Yang sukanya, menikmati kemalasan dan nyaman dalam alasan-alasan pembelaan diri.
Mampu melawan hal itu dan melanjutkan perjuangan menghafal dan menjaga qur'an,  adalah kemenangan atas diri sendiri. Kemenangan intern.
Karena:  di situlah letak kemuliaannya…

Ibarat: kalam-kalam Ilahi ini adalah mutiara. Diawal banyak penyelam yang berusaha mengambilnya. Mengumpulkan sebanyak mungkin. Lalu dalam perjalanan mengumpulkannya. Sekali waktu pernah terlena dengan pemandangan laut yang sangat indah, lupa pada tujuan utama untuk mengumpulkan mutiara. Akhirnya tersibukkanlah menikmati pemandangan sekeliling. Sampai saat tabung oksigen sudah habis… barulah ia sadar, menyelamnya  ia adalah untuk mencari mutiara, mengumpulkan sebanyak mungkin mutiara untuk dibawa pulang. Tapi keterlenaan dan kelalaian membuat ia lupa sama sekali pada tujuan awal. Lebih mengerikan lagi, saat ia berusaha kembali ke permukaan karena kehabisan oksigen, karena terburu-buru,  terjatuhlah semua mutiara yang telah dikumpulkan pada awalnya.
Pulang tanpa membawa apa-apa. Sia-sia…
Semoga Allah melindungi kita dari menjadi seperti sang penyelam yang lupa akan tujuan utamanya mengumpulkan mutiara…
Mampu melawan keterlenaan dan kelalaian akan berbagai keindahan dalam jatah usia yang sudah Allah berikan, lalu tergerak kembali mengumpulkan mutiara kalamNya,  satu demi satu..
Bukankan itu luar biasa? Kalau bukan Allah yang mampukan kita berpaling atas hal-hal tersebut, memang siapa lagi?
Karena:  di situlah letak kemuliaannya…

Karenanya, jangan pernah berhenti! Dalam menghafal Al-Qur'an,  meraih kemuliaan dan keridhaan Allah, mungkin ada lelah, itu manusiawi. Tapi, jangan berhenti! Lanjutkanlah lagi perjalanan yang telah kita mulai ini. Agar Allah ridha memberikan kalamNya,  firmanNya,  untuk kita jaga dalam hati-hati kita. Karena kita menunjukkan keseriusan kita padaNya dengan tidak berhenti, entah sepayah apapun…

Wallahua'lam bishshawaab…

Selasa, 17 Februari 2015

Taat, Berani dan Allah yang Akan Memudahkan

وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ

Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? (Qs. 20;9)

Sudah pernah dengar kisah tentang Nabi Musa yang bagian ini? 
Allah ceritakan lengkap di surat Thaha, yang membuat hati seorang Umar yang keras lantas luluh seketika dan berbalik dari kafir menjadi seorang muslim yang taat tersebab ayat-ayat di surat ini. Bergetar, gemetar hebat sesudah ayat-ayat di surat Thaha ini diperdengarkan padanya.
Memang apa ya hal yang luar biasa di balik surat Thaha yang sampai membuat Umar yang kasar menjadi lembut seketika itu?

Kita bahas ceritanya. Di surat ini,  terbahas kisah seorang Nabi,  Musa 'alaihissalam, yang dijuluki kalamullah.

إِذْ رَأَىٰ نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى

Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu". (Qs. 20;10)

Suatu malam, Musa berjalan bersama keluarganya,  dalam kegelapan padang pasir, dan Musa seperti melihat api di sebuah bukit. Dan Musa berkata kepada keluarganya,  tunggulah di sini, aku akan pergi ke tempat api itu, dan mudah-mudahan aku bisa membawakan sedikit api untuk kalian atau aku dapat sebuah petunjuk dari tempat api itu.
Dan dalam kelam malam, Musa berikhtiar mendaki bukit yang terjal menuju ke tempat api yang dilihatnya, dan saat tiba di sana, ada suara yang memanggilnya.

فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَىٰ

Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil: "Hai Musa. (Qs. 20;11)

Kau jika sedang sendirian di dalam kegelapan,  lalu tiba-tiba ada sebuah suara memanggilmu,  bahkan menyebutkan namamu, apa yang akan kau rasakan?  Terkejut, takut, kaget, dalam waktu yang sama. Itulah yang Musa rasakan.
Dan suara itu memperkenalkan dirinya

إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ ۖ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. (Qs. 20;12)

Suara itu memperkenalkan dirinya,  bahwa dia adalah Tuhannya Musa, dan perintahnya langsung tersebut, bukalah kedua sendalmu, ini lembah yang suci.
Setelah Allah memperkenalkan diriNya kepada Musa,  Dia lantas menyuruh Musa melepaskan kedua sendalnya, kenapa? Karena setelah kita mengetahui kita menghadap Dia yang Maha Kuasa tidak ada hal lain selain ketaatan kepadaNya lah hal utama dan pertama.

وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰ

Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). (Qs. 20;13)

Di saat itu,  Allah lah yang memperjalankan Musa hingga ia ada di lembah tersebut. Dan berbicara dengan Allah. Allah lah yang membuat Musa dihanyutkan dalam sebuah keranjang pada aliran sungai, dan diujung sungai sudah ada istri Fir'aun yang akan mengambilnya,  dan membesarkannya sebagai anak angkatnya. Allah pula yang mengaturkan semuanya bagi Musa dengan sempurna, kemusyrikan yang harus diberantasnya,  adalah dari keluarga yang telah membesarkannya dan mengangkatnya menjadi anak. Bukan hal mudah melawan imperium Fir'aun. Bahkan sampai melarikan diri, 8 tahun bekerja pada ayah mertuanya. Tapi Musa,  adalah orang telah Allah pilih sejak awal untuk melakukannya. Setelah menjeda, Alkah kembalikan dia pada tugas utamanya.
Dan wahyu itu pun disampaikan.

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Qs. 20;14)

إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَىٰ

Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan. (Qs. 20;15)

فَلَا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَتَرْدَىٰ

Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu jadi binasa". (Qs. 20;16)

Kepada Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, kita harus mutlak menyembahnya, dan mendirikan shalat untuk mengingatNya, dan Allah memperingatkan kita bahwa kiamat akan datang dirahasiakan waktunya, agar tiap-tiap diri bersiap-siap sebaik mungkin, agar berbalas sesuai dengan yang dilakukan.

Musa,  sedang dalam kondisi sangat gugup, berkata-kata langsung dengan Allah, Musa saat itu sedang dalam kondisi merasa bersalah,  tersebab telah membunuh seseorang karena ketidaksengajaan, dia sedang merasa dirinya bukanlah siapa-siapa,  dan disaat itulah Allah memilihnya.
Allah menenangkan Musa dan menyapanya, dengan kata-kata yang penuh cinta,

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَىٰ

Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? (Qs. 20;17)

Ada perbedaan dengan penyebutan nama Musa di ayat ini dan ayat yang ke 11 surat Thaha ini. Di ayat ke-11, nama Musa di sebut pertama,  ini menandakan sebuah ketegasan. Dalam perintah untuk mentaati Allah,  mutlak, karena Allah menegaskannya dengan menyebut nama Musa, di awal perintah.
Ketaatan, bagi Allah adalah hal mutlak.
Dan di ayat ke 17 ini,  Allah melembut, menyapa Musa dengan menyebut namanya dibelakang kalimat.
"Apa itu di tangan kananmu,  hai Musa? "

Musa yang gugup,  menghadapi Allah, Tuhannya,  yang selama ini sering kali ia ajak berbincang tanpa balasan kata, dan saat itu justru saling bercakap,  bertanya dan menjawab. Dia tidak mau cepat kehilangan momen berbicara dengan kekasihnya itu, dia menjawab dengan gaya yang lucu. Ditanya itu apa? Dia menawab begitu panjangnya sangking gugupnya:

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَىٰ

Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". (Qs. 20;18)

Dan Allah memerintahkannya untuk melemparkan tongkatnya.

قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَىٰ

Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" (qs. 20;18)

Dan ketaatan atas perintah Allah, adalah langsung, tanpa jeda.

فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَىٰ

Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. (Qs. 20;19)

Musa baru reda dari rasa kagetnya,  kembali dikagetkan. Disaat dia mentaati apa yang Allah perintahkan, yaitu melemparkan tongkatnya. Ternyata tongkat tersebut berubah menkadi seekor ular besar yang merayap dengan cepat. Semakin takutlah Musa.

Tapi dengarlah perintah Allah selanjutnya;

قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ ۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَىٰ

Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, (qs. 20;21)

Saat kita melihat anak kita merasa takut,  apa yang biasa kita katakan? Kita biasanya akan berkata "JANGAN TAKUT, PEGANGlah, gapapa kok."
Tapi konteks diayat ini berbeda dengan perkataan kita biasanya. Allah justru mengatakan terlebih dahulu,  PEGANGLAH, JANGAN TAKUT, KAMI AKAN MENGEMBALIKANNYA KEPADA KEADAANNYA SEMULA (kalau istilah kitanya;  GAPAPA KOK, INI AMAN, AKAN BAIK-BAIK SAJA).
Mengapa begitu?
Karena bagi Allah, ketaatan adalah yang utama. Keberanian adalah hal sesudahnya. Kesulitan di dalam ketaatan tersebut,  Allah yang akan jaminkan kemudahannya.
Hal tersebutlah yang dirangkumkan dalam satu ayat secara menyeluruh di surat Thaha ayat ke-21 ini.
Dan inilah bekal musa, untuk menghadapi Fir'aun,  sang raja yang zhalim. Terangkum ringkas dalm ayat ini, 3 hal:
1. Taat pada Allah.
2. Berani.
3. Allah yang akan mudahkan dan Allah akan mengiringi.

Tersering, kita dijadikan oleh Allah seperti seorang Musa AS. Masalah datang dari hal terdekat kita. Bahkan sampai ingin dibuat melarikan diri dari segala hal itu. Tapi solusi bukanlah lari. Menjeda,  boleh. Tapi tidak kembali dan menyelesaikannya, itulah kesalahannya.
Mari belajar dari Musa, dibalik semua kelemahannya,  rasa bersalahnya yang mendalam, dan segudang masalah lain. Kita lakukan saja tiga hal ini.
Taat pada perintah Allah, mungkin selama ini kita lalai. Maka kembalilah padaNya yang mempunyai segala solusi.
Berani menghadapi kesulitan, hal yang akan kita hadapi mungkin memang sulit,  tapi janji Allah untuk memudahkan segala urusan kita saat kita sudah taat dan berani berikhtiar juga hal yang pasti. Yakinlah.

:) mendalami kisah-kisah dalam al-qur'an adalah menyelami makna yang meruntuhkan benteng keegoan dan keangkuhan diri. Begitu pulalah yang terjadi pada sahabat Umar bin Al-Khattab.. Melembut hatinya seketika begitu makna-makna ayat yang didengarnya ini memenuhi dan menyinari ruang hatinya yang selama ini gelap akan ketiadaan cahaya.

Al-Qur'an adalah cahaya.. Bersiaplah diterangi keindahannya. Menyelam di kedalaman maknanya.

Inspired by: https://m.youtube.com/watch?v=bU5DZptggyY
Busa tonton selengkapnya. :) semoga bermanfaat ya.

Minggu, 15 Februari 2015

Atas NikmatNya, Kau Bersyukur Dengan Cara Apa?

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah atas segala nikmat yang Allah berikan. Nikmat iman,  nikmat nafas,  nikmat melihat,  nikmat mendengar,  nikmat merasa,  nikmat berukhuwah dan segala macam nikmat lain yang jika harus dihitung,  sungguh tidak akan pernah cukup bahkan jika seluruh air lautan dijadikan tintanya dan seluruh pepohon dijadikan pena. Tidak akan pernah cukup.

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.An-Nahl (16):18)

Dan atas nikmatNya, yang begitu banyak itu,  kita telah bersyukur dengan cara seperti apa? Bagaimana jika dengan semakin khusyu beribadah padaNya dan mendekatkan diri pada Allah dengan bergabung dalam barisan para penjaga Al-Qur'an? Itu juga suatu bentuk kesyukuran bukan?  :)

Hal yang sangat mengharukan bagi kami,  khususnya, para pengurus dan mentor dari Huffazh Online. Beberapa bulan terakhir ini,  Allah semakin percayakan kepada kami, mewadahi orang-orang yang luar biasa, yang ingin bisa tetap menghafal Al-Qur'an ditengah menjalani segala kesibukannya. Yang kami sadari,  semua bukan karena kehebatan kami,  bukan pula karena kami,  semuanya karena Allah yang menggerakkan. Kami di Huffazh Online,  dijadikan perpanjangan tangan-Nya,  untuk membantu menggawangi dan memelihara semangat keistiqomahan orang-orang yang ingin semakin mendekat padaNya lewat menghafal dan berinteraksi lebih intens dengan Al-Qur'an.

Semakin banyak orang yang mempercayakan dirinya kepada Huffazh Online inu,  tandanya, semakin besar pula lah tangguh jawab kami dihadapan Allah. Kami hanya berharap,  Allah memampukan kami, lebih besar lagi,  sebagaimana Dia mempercayakan hamba-hambaNya ini kepada kami.

Hari ini, seorang mentor qur'an di Huffazh Online menceritakan tentang beberapa member tahfizh binaannya yang membuat hatinya bergetar-getar haru. Yang tetap berusah istiqomah menyetorkan qur'an dalam kesibukannya bekerja,  terlebih karena banjir baru saja melanda ibu kota. Sang member yang bekerja di sebuah LSM mendapatkan pekerjaan yang lebih menumpuk daripada hari-hari biasanya, dan dengan kesibukannya tersebut,  tengah malam baru pulang dari kantor. 'nekad' menyetorkan hafalan qur'annya kepada mentor di Huffazh Online saat di dalam mobil dalam perjalanan pulangnya itu,  dengan suara yang sangat parau,  karena terlalu lelah. Siapa yang tidak luluh dengan kemauan kuat seperti itu?
Doa kami, semoga Allah merahmati,  memberkatinya dengan Al-Qur'an yang berusaha dia sahabati dalam berbagai kondisi itu.. Berjuta malaikat yang mengiringi perjalan pulangnya itu,  mengamini segala doanya,  dan turut memohonkan ampun atasnya,  dan semoga juga mengampuni pula negeri yang sudah terlalu gersang imannya ini.

Dalam hidup kita yang sebentar, kita tidak pernah tau,  amal kita yang macam apa yang akan Allah terima dan menjadi penyelamat kita saat kita 'selesai' nanti.
Menunda kebaikan,  adalah menunda pertolongan Allah datang lebih segera. Jadi,  bagi yang masih sering lupa, ada baiknya segera cari komunitas yang bisa mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Mau bergabung bersama kami di Huffazh Online? Menjadi bagian dari penjaga Al-Qur'an. Bersabat dengan Al-Qur'an kapan pun,  di mana pun.

CP Huffazh Online
Twitter @HuffazhOnline
Whatsapp 082111016017
BBM 7CC0979C
Blog menghafalalquranyuk.blogspot.com

Selasa, 10 Februari 2015

Langkah Kecil Kami

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah. MilikNya segala kekuatan,  dan dariNya pula segala daya upaya. Segerak ibadah yang mampu kita lakukan,  tiada lain adalah karena rahmatNya. Jika masih saja ada kesombongan, pun merasa semua adalah karena kemampuan diri, sesungguhnya itu adalah anggapan yang sangat salah.

Tanpa izinkan olehNya, tak akan bisa meski amal itu hanya sekedip mata.

Berlangsungnya Huffazh Online selama beberapa bulan ini,  dengan member yang terus bertambah dan semangat yang juga makin menggebu pun membuat kami semakin tersadar, Allah begitu baiknya… mengizinkan kami menikmati kebersamaan dengan Al-Qur'an. Mensahabatinya, dalam kondisi apapun, entah sakit atau sehat, entah lapang atau sempit, atau saat sibuk dan luang.

Kelegaan dan ketenangan yang mengaliri dada-dada kami,  seperti cicipan rasa syurga yang disegerakan di dunia.

Kami sungguh sangat berterima kasih pada Allah. Mengizinkan kami menjadi salah satu wadah bagi orang-orang yang ingin bisa menjadi bagian dari penjaga Al-Qur'an. Perlahan tapi pasti,  keistiqomahan itu mulai membiasa dalam hari-hari kami menjadi sebuah kebutuhan. Ibarat kebutuhan sebuah handphone dengan chargernya,  sehari tanpa Al-Qur'an adalah kelemahan bagi kami. Kebutuhan yang harus terus dipenuhi dan ditambah.

Alhamdulillah 'ala kulli haal wa ni'mah..

Kami para mentor dan pengurus di Huffazh Online merasa sangat tergugah dengan perjuangan para member yang telah tergabung untuk terus istiqomah mensahabati Al-Qur'an. Member kami berasala dari beragam pulau di Indonesia. Mulai dari anak-anak sampai orang tua. Ada karyawan dan wirausahawan. Ada yang single dan sudah berkeluarga.

Satu kebahagian tersendiri bagi kami. Saat member berusaha mengatur waktunya yang padat untuk tetap bisa setoran Al-Qur'an kepada kami,  di tengah kesibukannya mengurus pekerjaan dan rumah tangganya juga anak-anaknya,  sampai-sampai ada yang mengharuskan dirinya sendiri setoran hafalan di dalam waktu break istirahat di kantornya. Hati kami sampai bergetar-getar saat menerima setoran hafalan qur'an nya itu.

Ada yang setoran Qur'an di tengah malam sepulangnya ia dari shift kerja. Ada pula yang setoran sambil menemani anak-anaknya yang terus menggelentot manja di lengan-lengan mereka. Ada lagi mahasiswa yang menyetorkan hafalannya dalam perjalanan berangkatnya ke kampus,  di dalam kereta dan bis. MasyaAllah,  Allahu akbar. Dan berbagai kisah lain yang membuat kami tak henti mengucap asma Allah.. Karena kekuatanNya lah,  karena RahmatNya lah kesempatan dan kemampuan semuanya.

Semoga Allah merahmati selalu setiap niatan baik,  dan gerak langkah pembuktian azzam yang tertanam dalam hati dan laku indera. Semoga kelembutan hati,  kecemerlangan akal kesantunan akhlak selalu terlimpah bagi semua orang yang terus berusaha mensahabati Al-Qur'an di kesehariannya. Baarakallaahu fiikum.

Anda mau bergabung bersama kami? Let's join Huffazh Online. :)

Bersahabat dengan Al-Qur'an,  kapanpun,  di manapun.

Twitter @HuffazhOnline
Whatsapp 082111016017
BBM 7CC0979C
Blog menghafalalquranyuk.blogspot.com

Sabtu, 17 Januari 2015

DVD Murottal 4 Mode

DVD Murottal 4 Mode

Murottal yang sering kita temukan adalah Murottal persurat dari Al Fatihah s.d An Naas. Sedangkan di dalam DVD ini sudah lengkap dengan 4 Pilihan yaitu persurat, perjuz, perhalaman dan perayat.

DVD Murottal 4 Mode adalah produk DVD Murottal pertama di Dunia yang berisi :
1. Folder MP3 persurat dari Al Baqarah s.d. An Naas (114 File)
2. Folder MP3 perjuz dari juz 1 s.d 30 (30 File)
3. Folder MP3 perhalaman dari halaman 1 s.d 604 (604 File)
4. Folder MP3 perayat (6348 File)

Dengan pilihan Qori:
- Mishari Rasyid Alafasy
- As Sudais
- Hudaify
- Al Ghomidy
- Hani Arrifai
- Abu Bakar Asyatiri
- Abdul Basit

Bonus :
Aplikasi Al Qur'an Digital Ayat 1.2.2 lengkap dengan terjemah, tafsir, tahfidz dan audio(30 Juz)

100% keuntungan penjualan serta infaq dari pemesanan DVD akan digunakan untuk pembangunan Pesantren Tahfidz, pembinaan penghafal Al Qur'an, anak yatim dan dhuafa.

DVD Murottal ini merupakan pertama di Dunia dengan 4 pilihan (Surat,Juz,Halaman,Ayat) Sehingga sangat praktis apabila ingin mendengarkan juz, halaman atau ayat tertentu. Contoh apabila ingin mendengarkan murottal halaman ke 309 maka masuk ke folder Halaman lalu pilih 309.mp3. Bagi peserta ODOJ (One Day One Juz) bisa menggunakan MP3 Perjuz ada 30 file, setiap filenya 1 Juz. Semua file dari Qori Mishary Rasyid Alafasy. Bisa di putar di komputer / laptop / MP3 Player / Mobil atau dipindahkan ke Smartphone.

Harga : Rp. 100.000,- ( Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia )
Pembayaran disalurkan setelah DVD sampai, ditransfer ke :
BANK MUAMALAT
A.N PUSAT AL QURAN
NO. REK 4510017286

http://dvd.pusatalquran.com/

Cara Pemesanan DVD Murottal 4 Mode

DVD # nama # alamat # no. HP
Kirim ke: 0812 71 222111

Kamis, 15 Januari 2015

ISTIQOMAH dan Jangan Berhenti!

Ini fenomena orang-orang yang berinteraksi dengan Al-Qur'an. Tantangannya di ranah:  ISTIQOMAH. Entah itu dari yang tilawah, atau tahsin, atau tahfizh.

Pada awalnya, banyak yang pengeeen bisa hafal Qur'an. Banyaaak yang iri liat orang lain yang bisa hafal Qur'an. Tapi dirinya baru sebatas pengen. Sedangkan latihan istiqomahnya perlu lebih dari sekedar pengen. Perlu ada effort lebih. Luruskan lagi niatnya.

Kita sama-sama cek lagi yuk. Apa kapasitas cinta kita sama Allah, lewat pembuktian interaksi kita dengan qur'an yang merupakan kalamNya Yang Mulia sudah cukup mampu membuat kita memprioritaskannya di atas segala cinta yang lain? Mengalahkan rasa enggan, mengalahkan rasa malas, mengalahkan rasa sibuk dengan pekerjaan, dan mengalahkan diri kita sepenuhnya?

Waktu itu, kenapa saya sampai terinspirasi buat program Huffazh Online yang setoran hafalannya satu baris aja per hari, awalnya karena saya tertampar-tampar dengan ceramahnya ustadz Yusuf Mansur di kajian rutin bulanan di masjid Istiqlal. Saat itu semua peserta yang hadir ditantang lanjutkan ayat yang beliau baca secara acak. Awal-awalnya baca surat-surat di juz 30 yang sudah sangat familiar. Dan saat pertanyaan berlanjut ke surat-surat di juz lain, semua yang hadir terdiam ga bisa melanjutkan dan saling tertawa satu sama lain karena tidak bisa melanjutkan.

Saat itu ustadz YM mengatakan begini, "Nah,  kira-kira apa nih yang bikin sodara-sodara semua ga bisa lagi lanjutin pertanyaan ayat yang saya kasih? Terus kenapa sodara-sodara awalnya bisa jawab pertanyaan saya di surat-surat pendek? Kenapa? Kenapa sodara bisa hafal surat-surat pendek dan ga bisa hafal surat-surat yang agak panjangan laennya? Jawabannya cuman satu! Karena sodara-sodara BERHENTI menghafalnya. Merasa sudah cukup dengan yang sudah ada. Nah kalo aja sodara ga berhenti, dari pas sodara kecil sampe sodara sekarang di usianya masing-masing, sehari istiqomahin aja nambah ga usah banyak-banyak, SATU BARIS aja, nah 25 tahun sodara udah jadi hafizh qur'an itu. MasyaAllah. Tapi sayangnya sodara-sodara BERHENTI. Makanya sekarang udah usia 30, 40, 50 dan seterusnya,  masih begini-begini aja. Coba kalo 25 tahun yang lalu sodara tergerak,  ceritanya ga bakal kayak sekarang..."

Nah… itu lah yang buat saya pengen banget bantu temen-temen semua buat mencapai itu. Ga banyak yang bisa dilakukan mungkin.. Saya cuman mau bantu kontrol terima setoran hafalan yang satu hari satu baris itu. Supaya di 25 tahun ke depan, penyesalannya ga usah ada. :) ga ada rugi dong satu hari satu baris itu mudah. Cuma istiqomahnya aja yang perlu ditambah.

Di akhir acara kajian yang saya ikutin itu,  ustadz Yusuf Mansur ngegedor lagi hati para hadirin: "Saya mau ngajak semua hadirin di sini,  yuk kita sama-sama tekadin rame-rame. 25 tahun lagi,  saya harus jadi hafizh qur'an. Mulai hari ini saya akan nambah hafalan qur'an saya 1 hari satu baris. Saya ga mau berhenti lagi ya Allah. Saya nyesel melewatkan hari-hari saya tanpa kemajuan semakin mendekat sama Engkau lewat ayat-ayat Qur'an ini ya Allah. Semoga lewat usaha ini,  Engkau akan ridha sama kami, ridha ngasih berkah buat kami, keluarga kami,  negri ini, umat islam keseluruhan dan akhirat kami nanti ya Allah. Bantuin dan temenin saya biar istiqomah ya."

Saya nangiiis aja pas ikutan acara kajian itu. Ayolah. Saya dan temen-temen yang tergabung di Huffazh Online ini sudah sangat siap memfasilitasi setoran istiqomahnya. Yang siap gabung buat bikin hidup yang lebih baik bersama Al-Qur'an, ayo deh gabung! Semoga jadi saham surga-nya kita.. Tapi syarat utamanya ini perhatiin ya: ISTIQOMAH dan JANGAN BERHENTI!

:)

Join us! @HuffazhOnline
More info:
Twitter @HuffazhOnline
Whatsapp 082111016017
BBM 7CC0979C
Blog menghafalalquranyuk.blogspot.com

Rabu, 07 Januari 2015

Pertama-Tama, Selanjutnya dan Tiap Saat: Perbaiki dan Perbaharui Niat




Bicara tentang niat, adalah bicara tentang sesuatu yang paling penting dalam melakukan hal apapun di keseharian kita.

Hadits no.1 di dalam kumpulan hadits arba'in Imam Nawawi pun adalah tentang niat:


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .


Begitulah niat, ia menjadi bagian paling penting dalam setiap amal. Saking pentingnya, niat ini pula yang akan menjadi ukuran pada akhirnya apakah seseorang itu bisa bertahan lama dalam menjalankan apa yang dijalaninya.

Di tulisan kali ini, saya akan bicara tentang niat, niat dalam menghafal al-Qur'an.


Memang apa yang sebaiknya diniatkan dalam menghafal al-Qur'an?

Siapa yang tidak ingin punya hafalan al-Qur'an dan meraih kemuliaannya seperti yang sudah banyak disebutkan dalam hadits-hadits nabi SAW? Orang yang sadar akan keutamaan dan fadhilah para ahlul qur'an pastilah tergiur atasnya. 

Kalian tahu? Jika kita mendekati Allah selangkah Allah akan mendekati kita dengan berlari? Begitulah, jika kita ingin menjadi seorang yang dekat dengan Allah, mulailah dengan mendekati kalam-Nya yang mulia. Membiasakan diri berinteraksi dengan al-Qur'an sepenuh hati. Sepenuh kecintaan. Setalah membacanya, mencintainya, barulah kita mulai mendekatinya dengan lebih intens, yaitu dengan menghafalnya. Dengan menghafal al-Qur'an akan membuat interaksi seseorang muslim dangan al-Qur'an akan lebih banyak. Karena seorang penghafal al-Qur'an dipastikan akan mengulang-ulang hafalan Qur'annya jauh lebih banyak dari orang yang hanya membacanya. 

Saya mau sedikit sharing tentang pengalaman saya menghafal al-Qur'an. Awal mula saya menghafal al-Qur'an saat masih SD kelas 4. Saat itu saya menghafal karena memang orang tua saya mengarahkan saya memasuki sebuah lembaga tahfizh qur'an untuk anak-anak. Apa niat saya saat itu? Yang saya tahu, saya hanya sedang mengaji, dan dengan bacaan al-Qur'an saya yang masih terbata pada awalnya agar menjadi lebih baik bacaannya. Ternyata di sana banyak juga anak-anak seusia saya yang juga menghafal al-Qur'an. Yang membuat saya senang karena saya dapat menginap dengan teman-teman sya di Rumah Tahfizh itu, yang berarti juga waktu bermain bersama teman-teman akan lebih lama. Setiap hari dibimbing oleh Bu Ai, nama guru Qur'an pertama saya dulu, untuk menyetorkan hafalan. Awalnya menghafal al-Qur'an tiap harinya 3 baris, saat sudah terbiasa, jadi 5 baris per hari, dan terus meningkat menjadi 7,5 baris atau setengah halaman Qur'an utsmani. Buat saya saat itu, menghafal al-Qur'an tidaklah istimewa, saya di sana karena orang tua, dan saya senang ada disana, karena saya punya waktu lebih banyak bersama teman-teman saya untuk bermain.

Niat dalam menghafal al-Qur'an itu adalah niat yang harus diperbaiki setiap detiknya. Mungkin ada yang sama dengan saya ketika awal menghafal al-Quran karena perintah orang tua, tapi seiring pemahaman kita, seiring kedewasaan kita dan kita semakin paham keutamaan menjadi ahlul qur'an, niat pun harus berubah menjadi lebih baik. Hal yang sama yang selalu saya katakan saat saya sharing tentang bagaimana bisa menghafal al-Qur'an adalah; mulailah dengan cinta. Karena dengan cinta, semua jadi indah bukan? Menghafal al-Qur'an meski kadang dengan tangis karena hafalan tak kunjung lancar pun kalau dengan cinta, akan membuat kita kembali dan kembali terus berusaha melancarkannya. Saya paling suka melihat anak murid tahfizh saya yang menangis dalam proses melancarkan hafalannya. Saya ucapkan selamat kepada mereka. Bersyukurlah! Dalam proses ini, kalau belum sampai tahap menangis, itu tanda kamu belum merasakan perjuangan sesungguhnya.

Niat itu semakin mendalam dan semakin teguh, saat selulus Madrasah Aliyah di MA Husnul Khotimah, saya masuk ke sebuah lembaga khusus tahfizhul qur'an, namanya Lembaga Tahfizh dan Ilmu Qur'an As-Syifa Al-Khoeriyyah di daerah Subang-Jawa Barat. Dalam masa program tahfizh saya di sana, sekaligus dibekali dengan tsaqofah-tsaqofah islam dan pemahaman yang lebih mendalam tentang keutamaan al-Qur'an. Saya menjadi sangat bersyukur orang tua saya sudah memaksa saya saat kecil dulu untuk menghafal al-Qur'an sampai saya menangis-nangis. 

Nah, niat yang terbaik adalah niat untuk ibadah karena Allah, agar Allah ridha, berharap dengan ikhtiar maksimal kita dengan menghafal al-Qur'an akan menyebabkan Allah mencintai kita dan kita makin mencintai Allah. Niat itulah yang harus terus dijaga, diperbaharui di tiap hirup nafas.

Hingga kini, selulus saya dari ma'had tahfizh Qur'an, saya masih akan terus mengenang perjuangan saya dengan dada yang bergetar. Karena, kalau bukan karena rahmat Allah, tidak akan mungkin saya sanggup bertahan menjaga dan meneruskan perjuangan interaksi saya dengan al-Qur'an sebagai seorang penghafal dan pengemban al-Qur'an. Godaan, ujian,dan segala macam rupanya, akan terus hadir, berusaha menghijabi kita dari niat tulus untuk menghafal al-Qur'an.

Dan yang paling penting dari menghafal al-Qur'an, pada akhirnya bukan tentang seberapa banyak hafalan kita, tapi seberapa kuat kita menjaganya, menaruhnya dalam tahta tertinggi hati. Menjadikan al-Qur'an sebagai sesungguhnya pedoman, dan kita menghafalnya, agar pedoman hidup yang mulia itu terus bersama dengan kita di manapun kita berada. Bahkan sampai saat ajal menjumput kita nantinya.


Sahabatilah al-Qur'an di dunia, dan dia akan mensahabatimu di hari akhir nanti.

Hal ini juga yang selalu saya sampaikan kepada seluruh penghafal al-Qur'an yang sedang berjuang memaknai Qur'an nya sampai ke dalam hati. 

"Menghafal al-Qur'an ini memang gampang-gampang sulit. Mungkin kita akan menangis dibuatnya. Di lain waktu mungkin kita akan tersenyum bahagia karena ketenangan yang menelusup ke hati. Di waktu yang selanjutnya mungkin akan sampai bergetar-getar mengulang ayat-ayat cintaNya yang menggedor hati dengan kesadaran. Segala peluh, setiap detik, tetesan air mata,yang selalu kita curahkan untuk al-Qur'an yang terus berusaha kita jaga di dunia ini, akan menjadi bukti. Suatu saat al-Qur'an di hari akhir nanti akan datang membela kita, 'Aku sahabatnya, dia telah berlelah-lelah denganku saat di dunia. Kini aku yang akan berlelah-lelah membelanya di sini, di hari akhir ini."

Dapat menghafal satu ayat, itu adalah nikmat. Bersyukur atasnya, akan membuat Alah ridha memberikan ayat demi ayat berikutnya untuk kita jaga.

Pertaanyaan yang perlu terus dijaga dalam hati kita: "Apa kita sudah cukup pantas, Allah embankan al-Qur'an untuk kita jaga?" Jika kita sudah pantas menurut Allah, ayat-demi ayat itu akan dengan mudahnya Allah tanamkan ke dalam sanubari kita. 

Karenanya, pertama-tama, selanjutnya dan tiap saat, marilah kita perbaiki dan perbaharui niat kita. 

Semoga Allah ridha, dan semoga bermanfaat.



_Tanjungpinang, Rumah Cahaya.