Sabtu, 17 Januari 2015

DVD Murottal 4 Mode

DVD Murottal 4 Mode

Murottal yang sering kita temukan adalah Murottal persurat dari Al Fatihah s.d An Naas. Sedangkan di dalam DVD ini sudah lengkap dengan 4 Pilihan yaitu persurat, perjuz, perhalaman dan perayat.

DVD Murottal 4 Mode adalah produk DVD Murottal pertama di Dunia yang berisi :
1. Folder MP3 persurat dari Al Baqarah s.d. An Naas (114 File)
2. Folder MP3 perjuz dari juz 1 s.d 30 (30 File)
3. Folder MP3 perhalaman dari halaman 1 s.d 604 (604 File)
4. Folder MP3 perayat (6348 File)

Dengan pilihan Qori:
- Mishari Rasyid Alafasy
- As Sudais
- Hudaify
- Al Ghomidy
- Hani Arrifai
- Abu Bakar Asyatiri
- Abdul Basit

Bonus :
Aplikasi Al Qur'an Digital Ayat 1.2.2 lengkap dengan terjemah, tafsir, tahfidz dan audio(30 Juz)

100% keuntungan penjualan serta infaq dari pemesanan DVD akan digunakan untuk pembangunan Pesantren Tahfidz, pembinaan penghafal Al Qur'an, anak yatim dan dhuafa.

DVD Murottal ini merupakan pertama di Dunia dengan 4 pilihan (Surat,Juz,Halaman,Ayat) Sehingga sangat praktis apabila ingin mendengarkan juz, halaman atau ayat tertentu. Contoh apabila ingin mendengarkan murottal halaman ke 309 maka masuk ke folder Halaman lalu pilih 309.mp3. Bagi peserta ODOJ (One Day One Juz) bisa menggunakan MP3 Perjuz ada 30 file, setiap filenya 1 Juz. Semua file dari Qori Mishary Rasyid Alafasy. Bisa di putar di komputer / laptop / MP3 Player / Mobil atau dipindahkan ke Smartphone.

Harga : Rp. 100.000,- ( Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia )
Pembayaran disalurkan setelah DVD sampai, ditransfer ke :
BANK MUAMALAT
A.N PUSAT AL QURAN
NO. REK 4510017286

http://dvd.pusatalquran.com/

Cara Pemesanan DVD Murottal 4 Mode

DVD # nama # alamat # no. HP
Kirim ke: 0812 71 222111

Kamis, 15 Januari 2015

ISTIQOMAH dan Jangan Berhenti!

Ini fenomena orang-orang yang berinteraksi dengan Al-Qur'an. Tantangannya di ranah:  ISTIQOMAH. Entah itu dari yang tilawah, atau tahsin, atau tahfizh.

Pada awalnya, banyak yang pengeeen bisa hafal Qur'an. Banyaaak yang iri liat orang lain yang bisa hafal Qur'an. Tapi dirinya baru sebatas pengen. Sedangkan latihan istiqomahnya perlu lebih dari sekedar pengen. Perlu ada effort lebih. Luruskan lagi niatnya.

Kita sama-sama cek lagi yuk. Apa kapasitas cinta kita sama Allah, lewat pembuktian interaksi kita dengan qur'an yang merupakan kalamNya Yang Mulia sudah cukup mampu membuat kita memprioritaskannya di atas segala cinta yang lain? Mengalahkan rasa enggan, mengalahkan rasa malas, mengalahkan rasa sibuk dengan pekerjaan, dan mengalahkan diri kita sepenuhnya?

Waktu itu, kenapa saya sampai terinspirasi buat program Huffazh Online yang setoran hafalannya satu baris aja per hari, awalnya karena saya tertampar-tampar dengan ceramahnya ustadz Yusuf Mansur di kajian rutin bulanan di masjid Istiqlal. Saat itu semua peserta yang hadir ditantang lanjutkan ayat yang beliau baca secara acak. Awal-awalnya baca surat-surat di juz 30 yang sudah sangat familiar. Dan saat pertanyaan berlanjut ke surat-surat di juz lain, semua yang hadir terdiam ga bisa melanjutkan dan saling tertawa satu sama lain karena tidak bisa melanjutkan.

Saat itu ustadz YM mengatakan begini, "Nah,  kira-kira apa nih yang bikin sodara-sodara semua ga bisa lagi lanjutin pertanyaan ayat yang saya kasih? Terus kenapa sodara-sodara awalnya bisa jawab pertanyaan saya di surat-surat pendek? Kenapa? Kenapa sodara bisa hafal surat-surat pendek dan ga bisa hafal surat-surat yang agak panjangan laennya? Jawabannya cuman satu! Karena sodara-sodara BERHENTI menghafalnya. Merasa sudah cukup dengan yang sudah ada. Nah kalo aja sodara ga berhenti, dari pas sodara kecil sampe sodara sekarang di usianya masing-masing, sehari istiqomahin aja nambah ga usah banyak-banyak, SATU BARIS aja, nah 25 tahun sodara udah jadi hafizh qur'an itu. MasyaAllah. Tapi sayangnya sodara-sodara BERHENTI. Makanya sekarang udah usia 30, 40, 50 dan seterusnya,  masih begini-begini aja. Coba kalo 25 tahun yang lalu sodara tergerak,  ceritanya ga bakal kayak sekarang..."

Nah… itu lah yang buat saya pengen banget bantu temen-temen semua buat mencapai itu. Ga banyak yang bisa dilakukan mungkin.. Saya cuman mau bantu kontrol terima setoran hafalan yang satu hari satu baris itu. Supaya di 25 tahun ke depan, penyesalannya ga usah ada. :) ga ada rugi dong satu hari satu baris itu mudah. Cuma istiqomahnya aja yang perlu ditambah.

Di akhir acara kajian yang saya ikutin itu,  ustadz Yusuf Mansur ngegedor lagi hati para hadirin: "Saya mau ngajak semua hadirin di sini,  yuk kita sama-sama tekadin rame-rame. 25 tahun lagi,  saya harus jadi hafizh qur'an. Mulai hari ini saya akan nambah hafalan qur'an saya 1 hari satu baris. Saya ga mau berhenti lagi ya Allah. Saya nyesel melewatkan hari-hari saya tanpa kemajuan semakin mendekat sama Engkau lewat ayat-ayat Qur'an ini ya Allah. Semoga lewat usaha ini,  Engkau akan ridha sama kami, ridha ngasih berkah buat kami, keluarga kami,  negri ini, umat islam keseluruhan dan akhirat kami nanti ya Allah. Bantuin dan temenin saya biar istiqomah ya."

Saya nangiiis aja pas ikutan acara kajian itu. Ayolah. Saya dan temen-temen yang tergabung di Huffazh Online ini sudah sangat siap memfasilitasi setoran istiqomahnya. Yang siap gabung buat bikin hidup yang lebih baik bersama Al-Qur'an, ayo deh gabung! Semoga jadi saham surga-nya kita.. Tapi syarat utamanya ini perhatiin ya: ISTIQOMAH dan JANGAN BERHENTI!

:)

Join us! @HuffazhOnline
More info:
Twitter @HuffazhOnline
Whatsapp 082111016017
BBM 7CC0979C
Blog menghafalalquranyuk.blogspot.com

Rabu, 07 Januari 2015

Pertama-Tama, Selanjutnya dan Tiap Saat: Perbaiki dan Perbaharui Niat




Bicara tentang niat, adalah bicara tentang sesuatu yang paling penting dalam melakukan hal apapun di keseharian kita.

Hadits no.1 di dalam kumpulan hadits arba'in Imam Nawawi pun adalah tentang niat:


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .


Begitulah niat, ia menjadi bagian paling penting dalam setiap amal. Saking pentingnya, niat ini pula yang akan menjadi ukuran pada akhirnya apakah seseorang itu bisa bertahan lama dalam menjalankan apa yang dijalaninya.

Di tulisan kali ini, saya akan bicara tentang niat, niat dalam menghafal al-Qur'an.


Memang apa yang sebaiknya diniatkan dalam menghafal al-Qur'an?

Siapa yang tidak ingin punya hafalan al-Qur'an dan meraih kemuliaannya seperti yang sudah banyak disebutkan dalam hadits-hadits nabi SAW? Orang yang sadar akan keutamaan dan fadhilah para ahlul qur'an pastilah tergiur atasnya. 

Kalian tahu? Jika kita mendekati Allah selangkah Allah akan mendekati kita dengan berlari? Begitulah, jika kita ingin menjadi seorang yang dekat dengan Allah, mulailah dengan mendekati kalam-Nya yang mulia. Membiasakan diri berinteraksi dengan al-Qur'an sepenuh hati. Sepenuh kecintaan. Setalah membacanya, mencintainya, barulah kita mulai mendekatinya dengan lebih intens, yaitu dengan menghafalnya. Dengan menghafal al-Qur'an akan membuat interaksi seseorang muslim dangan al-Qur'an akan lebih banyak. Karena seorang penghafal al-Qur'an dipastikan akan mengulang-ulang hafalan Qur'annya jauh lebih banyak dari orang yang hanya membacanya. 

Saya mau sedikit sharing tentang pengalaman saya menghafal al-Qur'an. Awal mula saya menghafal al-Qur'an saat masih SD kelas 4. Saat itu saya menghafal karena memang orang tua saya mengarahkan saya memasuki sebuah lembaga tahfizh qur'an untuk anak-anak. Apa niat saya saat itu? Yang saya tahu, saya hanya sedang mengaji, dan dengan bacaan al-Qur'an saya yang masih terbata pada awalnya agar menjadi lebih baik bacaannya. Ternyata di sana banyak juga anak-anak seusia saya yang juga menghafal al-Qur'an. Yang membuat saya senang karena saya dapat menginap dengan teman-teman sya di Rumah Tahfizh itu, yang berarti juga waktu bermain bersama teman-teman akan lebih lama. Setiap hari dibimbing oleh Bu Ai, nama guru Qur'an pertama saya dulu, untuk menyetorkan hafalan. Awalnya menghafal al-Qur'an tiap harinya 3 baris, saat sudah terbiasa, jadi 5 baris per hari, dan terus meningkat menjadi 7,5 baris atau setengah halaman Qur'an utsmani. Buat saya saat itu, menghafal al-Qur'an tidaklah istimewa, saya di sana karena orang tua, dan saya senang ada disana, karena saya punya waktu lebih banyak bersama teman-teman saya untuk bermain.

Niat dalam menghafal al-Qur'an itu adalah niat yang harus diperbaiki setiap detiknya. Mungkin ada yang sama dengan saya ketika awal menghafal al-Quran karena perintah orang tua, tapi seiring pemahaman kita, seiring kedewasaan kita dan kita semakin paham keutamaan menjadi ahlul qur'an, niat pun harus berubah menjadi lebih baik. Hal yang sama yang selalu saya katakan saat saya sharing tentang bagaimana bisa menghafal al-Qur'an adalah; mulailah dengan cinta. Karena dengan cinta, semua jadi indah bukan? Menghafal al-Qur'an meski kadang dengan tangis karena hafalan tak kunjung lancar pun kalau dengan cinta, akan membuat kita kembali dan kembali terus berusaha melancarkannya. Saya paling suka melihat anak murid tahfizh saya yang menangis dalam proses melancarkan hafalannya. Saya ucapkan selamat kepada mereka. Bersyukurlah! Dalam proses ini, kalau belum sampai tahap menangis, itu tanda kamu belum merasakan perjuangan sesungguhnya.

Niat itu semakin mendalam dan semakin teguh, saat selulus Madrasah Aliyah di MA Husnul Khotimah, saya masuk ke sebuah lembaga khusus tahfizhul qur'an, namanya Lembaga Tahfizh dan Ilmu Qur'an As-Syifa Al-Khoeriyyah di daerah Subang-Jawa Barat. Dalam masa program tahfizh saya di sana, sekaligus dibekali dengan tsaqofah-tsaqofah islam dan pemahaman yang lebih mendalam tentang keutamaan al-Qur'an. Saya menjadi sangat bersyukur orang tua saya sudah memaksa saya saat kecil dulu untuk menghafal al-Qur'an sampai saya menangis-nangis. 

Nah, niat yang terbaik adalah niat untuk ibadah karena Allah, agar Allah ridha, berharap dengan ikhtiar maksimal kita dengan menghafal al-Qur'an akan menyebabkan Allah mencintai kita dan kita makin mencintai Allah. Niat itulah yang harus terus dijaga, diperbaharui di tiap hirup nafas.

Hingga kini, selulus saya dari ma'had tahfizh Qur'an, saya masih akan terus mengenang perjuangan saya dengan dada yang bergetar. Karena, kalau bukan karena rahmat Allah, tidak akan mungkin saya sanggup bertahan menjaga dan meneruskan perjuangan interaksi saya dengan al-Qur'an sebagai seorang penghafal dan pengemban al-Qur'an. Godaan, ujian,dan segala macam rupanya, akan terus hadir, berusaha menghijabi kita dari niat tulus untuk menghafal al-Qur'an.

Dan yang paling penting dari menghafal al-Qur'an, pada akhirnya bukan tentang seberapa banyak hafalan kita, tapi seberapa kuat kita menjaganya, menaruhnya dalam tahta tertinggi hati. Menjadikan al-Qur'an sebagai sesungguhnya pedoman, dan kita menghafalnya, agar pedoman hidup yang mulia itu terus bersama dengan kita di manapun kita berada. Bahkan sampai saat ajal menjumput kita nantinya.


Sahabatilah al-Qur'an di dunia, dan dia akan mensahabatimu di hari akhir nanti.

Hal ini juga yang selalu saya sampaikan kepada seluruh penghafal al-Qur'an yang sedang berjuang memaknai Qur'an nya sampai ke dalam hati. 

"Menghafal al-Qur'an ini memang gampang-gampang sulit. Mungkin kita akan menangis dibuatnya. Di lain waktu mungkin kita akan tersenyum bahagia karena ketenangan yang menelusup ke hati. Di waktu yang selanjutnya mungkin akan sampai bergetar-getar mengulang ayat-ayat cintaNya yang menggedor hati dengan kesadaran. Segala peluh, setiap detik, tetesan air mata,yang selalu kita curahkan untuk al-Qur'an yang terus berusaha kita jaga di dunia ini, akan menjadi bukti. Suatu saat al-Qur'an di hari akhir nanti akan datang membela kita, 'Aku sahabatnya, dia telah berlelah-lelah denganku saat di dunia. Kini aku yang akan berlelah-lelah membelanya di sini, di hari akhir ini."

Dapat menghafal satu ayat, itu adalah nikmat. Bersyukur atasnya, akan membuat Alah ridha memberikan ayat demi ayat berikutnya untuk kita jaga.

Pertaanyaan yang perlu terus dijaga dalam hati kita: "Apa kita sudah cukup pantas, Allah embankan al-Qur'an untuk kita jaga?" Jika kita sudah pantas menurut Allah, ayat-demi ayat itu akan dengan mudahnya Allah tanamkan ke dalam sanubari kita. 

Karenanya, pertama-tama, selanjutnya dan tiap saat, marilah kita perbaiki dan perbaharui niat kita. 

Semoga Allah ridha, dan semoga bermanfaat.



_Tanjungpinang, Rumah Cahaya.

Senin, 05 Januari 2015

Sekilas Tentang Huffazh Online

Sekarang keterbatasan bukan jadi hambatan ya.
Keterbatasan waktu, keterbatasan jarak. Dengan teknologi yang semakin canggih, semua tertangani.
Bahkan mungkin bagi kebanyakan orang, porsi untuk dunia maya dalam gadget jauh lebih banyak daripada dunia nyatanya.
Mau mengeluh? Merasa terlalaikan? Lalu kenapa tidak dirubah saja peranan gadget dan berbagai sosial media yang ada di dalamnya?
Maka bagi yang ingin tetap punya peran dengan amanah yang telah Allah titipkan. Merangkul serta orang-orang yang punya keinginan serupa, tapi kesulitan mewujudkannya.
Sah-sah saja kan belajar al-qur'an, terkhusus perbaikan bacaan dan koreksi hafalan qur'an via socmed? Tentu saja. Siapa yang melarang.
Tergerak dari ide inilah kami membuat sebuah program Huffazh Online. Pesertanya pun ya orang-orang yang bersedia untuk berinteraksi lebih dengan al-qur'an di manapun kapanpun dan tetap dalam pantauan seorang mentor qur'an. Asik kan?
Yang dibutuhkan dalam berinteraksi dengan al-qur'an itu: kecintaan dan istiqomah (konsisten) juga istimrar (terus-menerus).
Dalam forum Huffazh Online ini akan ada kopdarnya juga, secara berkala.
Terus apa yang dilakukan saat kopdar? Setoran hafalan langsung, muroja'ah bersama, penambahan tsaqafah qur'an, belajar tahsin dan tingkat bacaan lebih lanjut.
Programnya juga ga susah, kami mengusung program: One Day One Line. Satu hari satu baris menambah hafalan baru.
Cocok dong buat yang sibuk tapi tetap mau konsisten dan mau turut serta dalam barisan penjaga al-qur'an? Itu kamu banget kan?
Programnya ini ada infaqnya, perbulan. Berapa? Bisa ditanya langsung aja buat yang berminat.

Kalau masih banyak yang ingin ditanyakan, bisa dijaprikan ke CP berikut  ya.
Siap dukung dakwah qur'an ini kan?
___________________
CP Huffazh Online:
___________________

Whatsapp only: 085773511330
Telf: 082111016017
BBM: 7CC0979C
Twitter : @HuffazhOnline
Blog: menghafalalquranyuk.blogspot.com

Ide sederhana, masih dijalankan dengan sangat sederhana. Semoga kedepannya bisa dibuat lebih profesional. Yang siap gabung jadi tim building ngembangin program Huffazh Online ini, welcome!  Sangat dibutuhkan ide dan masukannya.

Dan yang terpenting: semoga Allah ridha… dan menyebabkan kita semakin mencintai dan dicintai Allah, semakin punya banyak manfaat buat sebanyak mungkin orang dan menjadi pribadi yang juga semakin baik.

Aamiin.

Fadhilah dan Keutamaan Al-Qur'an



عن عثمان رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه و سلم : خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْاَنَ وَ عَلَّمَهُ (رواه البخاري و ابو داود و التمذي و النسائ و
 ابن ماجه )

Dari Utsman r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-qur'an dan mengajarkannya." (hadits ruwayat Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah


عن ابي سعيد رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه و سلم : يقول رب تبارك و تعالى مَنْ شَغَلَهُ القُرْاَن عَنْ ذِكْرِيْ وَ مَسْئَلَتِيْ اَعْطَيْتُهُ أَفْضَلُ مَا أُعْطِيْ السَائِلِِلِيْنَ وَ فَضْلُ كَلَامِ اللَّه عَلَى سَائِرِ الكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ (رواه الترمذي و الدارمي و البيهقي)
Dari Abu Sa'id r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah berfirman, 'barangsiapa yang disibukkan oleh al-qur'an daripada berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sesuatu yang lebih utama daripada yang Aku berikan kepada orang-orang yang memohon kepadaKu dan keutamaan kalam Allah diatas seluruh perkataan adalah seumpama keutamaan Allah atas makhluk-Nya. " (HR. Tirmidzi, Darami, dan Baihaqi)


عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : المَهِرُ بِالقُراَنِ مَعَ السَفَرَةَ الكِرَامِ البَرَرَةِ وَ الَّذِيْ يَقْرَأُ القُراَنَ وَ يَتَتَعْتَعْ فِيهِ وَ هُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَهُ أَجْرَانِ (رواه البجاري و مسلم و ابو داود و ترمذي و ابن ماجه)
Dari Aisyah r.h.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: "orang yang ahli dalam al-qur'an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar, dan orang yang terbata-bata membaca al-qur'an sedang dia bersusah payah (mempelajarinya) maka baginya pahala dua kali. " (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)


عن ابن عمر رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه و سلم : لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ أتَاه اللَّهُ القُراَنَ فَهُوَ يَقُومُ بِهِ انَاءَ اللَيلِ و انَاءَ النَّهَار و رَجُلٌ أَعطَاه مَا لاً فَهُوَ يُنْفِقُ مِنهُ انَاءَ اللَيلِ و انَاءَ النَّهَار (رواه البجاري و مسلم و ترمذي و النسائى و ابن ماجه
Dari Ibnu Umar r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda: "tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca /menghafal) al-qur'an. Lalu dia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkannya pada malam dan siang hari." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah)


Semoga bermanfaat