Rabu, 07 Januari 2015

Pertama-Tama, Selanjutnya dan Tiap Saat: Perbaiki dan Perbaharui Niat




Bicara tentang niat, adalah bicara tentang sesuatu yang paling penting dalam melakukan hal apapun di keseharian kita.

Hadits no.1 di dalam kumpulan hadits arba'in Imam Nawawi pun adalah tentang niat:


عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .


Begitulah niat, ia menjadi bagian paling penting dalam setiap amal. Saking pentingnya, niat ini pula yang akan menjadi ukuran pada akhirnya apakah seseorang itu bisa bertahan lama dalam menjalankan apa yang dijalaninya.

Di tulisan kali ini, saya akan bicara tentang niat, niat dalam menghafal al-Qur'an.


Memang apa yang sebaiknya diniatkan dalam menghafal al-Qur'an?

Siapa yang tidak ingin punya hafalan al-Qur'an dan meraih kemuliaannya seperti yang sudah banyak disebutkan dalam hadits-hadits nabi SAW? Orang yang sadar akan keutamaan dan fadhilah para ahlul qur'an pastilah tergiur atasnya. 

Kalian tahu? Jika kita mendekati Allah selangkah Allah akan mendekati kita dengan berlari? Begitulah, jika kita ingin menjadi seorang yang dekat dengan Allah, mulailah dengan mendekati kalam-Nya yang mulia. Membiasakan diri berinteraksi dengan al-Qur'an sepenuh hati. Sepenuh kecintaan. Setalah membacanya, mencintainya, barulah kita mulai mendekatinya dengan lebih intens, yaitu dengan menghafalnya. Dengan menghafal al-Qur'an akan membuat interaksi seseorang muslim dangan al-Qur'an akan lebih banyak. Karena seorang penghafal al-Qur'an dipastikan akan mengulang-ulang hafalan Qur'annya jauh lebih banyak dari orang yang hanya membacanya. 

Saya mau sedikit sharing tentang pengalaman saya menghafal al-Qur'an. Awal mula saya menghafal al-Qur'an saat masih SD kelas 4. Saat itu saya menghafal karena memang orang tua saya mengarahkan saya memasuki sebuah lembaga tahfizh qur'an untuk anak-anak. Apa niat saya saat itu? Yang saya tahu, saya hanya sedang mengaji, dan dengan bacaan al-Qur'an saya yang masih terbata pada awalnya agar menjadi lebih baik bacaannya. Ternyata di sana banyak juga anak-anak seusia saya yang juga menghafal al-Qur'an. Yang membuat saya senang karena saya dapat menginap dengan teman-teman sya di Rumah Tahfizh itu, yang berarti juga waktu bermain bersama teman-teman akan lebih lama. Setiap hari dibimbing oleh Bu Ai, nama guru Qur'an pertama saya dulu, untuk menyetorkan hafalan. Awalnya menghafal al-Qur'an tiap harinya 3 baris, saat sudah terbiasa, jadi 5 baris per hari, dan terus meningkat menjadi 7,5 baris atau setengah halaman Qur'an utsmani. Buat saya saat itu, menghafal al-Qur'an tidaklah istimewa, saya di sana karena orang tua, dan saya senang ada disana, karena saya punya waktu lebih banyak bersama teman-teman saya untuk bermain.

Niat dalam menghafal al-Qur'an itu adalah niat yang harus diperbaiki setiap detiknya. Mungkin ada yang sama dengan saya ketika awal menghafal al-Quran karena perintah orang tua, tapi seiring pemahaman kita, seiring kedewasaan kita dan kita semakin paham keutamaan menjadi ahlul qur'an, niat pun harus berubah menjadi lebih baik. Hal yang sama yang selalu saya katakan saat saya sharing tentang bagaimana bisa menghafal al-Qur'an adalah; mulailah dengan cinta. Karena dengan cinta, semua jadi indah bukan? Menghafal al-Qur'an meski kadang dengan tangis karena hafalan tak kunjung lancar pun kalau dengan cinta, akan membuat kita kembali dan kembali terus berusaha melancarkannya. Saya paling suka melihat anak murid tahfizh saya yang menangis dalam proses melancarkan hafalannya. Saya ucapkan selamat kepada mereka. Bersyukurlah! Dalam proses ini, kalau belum sampai tahap menangis, itu tanda kamu belum merasakan perjuangan sesungguhnya.

Niat itu semakin mendalam dan semakin teguh, saat selulus Madrasah Aliyah di MA Husnul Khotimah, saya masuk ke sebuah lembaga khusus tahfizhul qur'an, namanya Lembaga Tahfizh dan Ilmu Qur'an As-Syifa Al-Khoeriyyah di daerah Subang-Jawa Barat. Dalam masa program tahfizh saya di sana, sekaligus dibekali dengan tsaqofah-tsaqofah islam dan pemahaman yang lebih mendalam tentang keutamaan al-Qur'an. Saya menjadi sangat bersyukur orang tua saya sudah memaksa saya saat kecil dulu untuk menghafal al-Qur'an sampai saya menangis-nangis. 

Nah, niat yang terbaik adalah niat untuk ibadah karena Allah, agar Allah ridha, berharap dengan ikhtiar maksimal kita dengan menghafal al-Qur'an akan menyebabkan Allah mencintai kita dan kita makin mencintai Allah. Niat itulah yang harus terus dijaga, diperbaharui di tiap hirup nafas.

Hingga kini, selulus saya dari ma'had tahfizh Qur'an, saya masih akan terus mengenang perjuangan saya dengan dada yang bergetar. Karena, kalau bukan karena rahmat Allah, tidak akan mungkin saya sanggup bertahan menjaga dan meneruskan perjuangan interaksi saya dengan al-Qur'an sebagai seorang penghafal dan pengemban al-Qur'an. Godaan, ujian,dan segala macam rupanya, akan terus hadir, berusaha menghijabi kita dari niat tulus untuk menghafal al-Qur'an.

Dan yang paling penting dari menghafal al-Qur'an, pada akhirnya bukan tentang seberapa banyak hafalan kita, tapi seberapa kuat kita menjaganya, menaruhnya dalam tahta tertinggi hati. Menjadikan al-Qur'an sebagai sesungguhnya pedoman, dan kita menghafalnya, agar pedoman hidup yang mulia itu terus bersama dengan kita di manapun kita berada. Bahkan sampai saat ajal menjumput kita nantinya.


Sahabatilah al-Qur'an di dunia, dan dia akan mensahabatimu di hari akhir nanti.

Hal ini juga yang selalu saya sampaikan kepada seluruh penghafal al-Qur'an yang sedang berjuang memaknai Qur'an nya sampai ke dalam hati. 

"Menghafal al-Qur'an ini memang gampang-gampang sulit. Mungkin kita akan menangis dibuatnya. Di lain waktu mungkin kita akan tersenyum bahagia karena ketenangan yang menelusup ke hati. Di waktu yang selanjutnya mungkin akan sampai bergetar-getar mengulang ayat-ayat cintaNya yang menggedor hati dengan kesadaran. Segala peluh, setiap detik, tetesan air mata,yang selalu kita curahkan untuk al-Qur'an yang terus berusaha kita jaga di dunia ini, akan menjadi bukti. Suatu saat al-Qur'an di hari akhir nanti akan datang membela kita, 'Aku sahabatnya, dia telah berlelah-lelah denganku saat di dunia. Kini aku yang akan berlelah-lelah membelanya di sini, di hari akhir ini."

Dapat menghafal satu ayat, itu adalah nikmat. Bersyukur atasnya, akan membuat Alah ridha memberikan ayat demi ayat berikutnya untuk kita jaga.

Pertaanyaan yang perlu terus dijaga dalam hati kita: "Apa kita sudah cukup pantas, Allah embankan al-Qur'an untuk kita jaga?" Jika kita sudah pantas menurut Allah, ayat-demi ayat itu akan dengan mudahnya Allah tanamkan ke dalam sanubari kita. 

Karenanya, pertama-tama, selanjutnya dan tiap saat, marilah kita perbaiki dan perbaharui niat kita. 

Semoga Allah ridha, dan semoga bermanfaat.



_Tanjungpinang, Rumah Cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar